Follow us on:

RAFTING... WHY NOT... ???


Oleh    : Asty, Pitri, dan Iyok “EL”
Editor : mamank@bono

Rafting?? Why Not??
Sabtu (03/11/2012) Pemberangkatan para Anggota HIMAPA  dan para AMH start pukul 15.30 WIB,  setelah semuanya telah melaksanakan Shalat Ashar bersama-sama serta berdo’a bersama pula. Tepat pada tanggal 28 November  2012 kami para AMH telah dibekali semua materi tentang Rafting termasuk apa-apa saja yang harus kami persiapkan sebelum pemberangkatan, selain perlengkapan, juga jasmani ( kesehatan ) kami para AMH, dan tak lupa permintaan izin dan do’a kepada Orang Tua kami masing-masing untuk kelancaran dan keselamatan kami.
Perkiraan perjalan kami yang sudah di rencanakan ternyata tidak bisa terealisasikan dengan lancar, karena macet, seperti kita ketahui bandung juga hampir menyerupai Ibu Kota, Jakarta. Sudah hampir setiap ruas jalan mulai diwarnai dengan antrian kendaraan beroda. Walau sedikit agak melenceng dari jam yang telah di  tentukan, namun sudah bisa di pastikan semua masalah dapat senior kami selesaikan  dengan rencana yang matang.
Dalam perjalan kami para AMH tak pernah luput dari  pantauan serta arahan kakak-kakak kami para Anggota HIMAPA, kami melakukan pemberhentian  di bebeberapa tempat, untuk memastikan tak ada satupun dari kami yang tertinggal  ataw memisahkan diri dari kelompok.
Suara Adzan Maghrib mulai terdengar, hari pun sudah mulai beranjak gelap.  Suasan perkotaan yang di warnai hiruk pikuk ekonomi metropolitan mulai berganti dengan  suasana pedesaan suasana yang mulai menunjukan bahwa ternyata di kota Bandung ini masih ada tempat yang masih terjaga kelestarian lingkungannya, bahkan hampir tak di temukan pengrusakan – pengrusakan alam serta habitat, iklim yang sejuk bahkan dingin sudah mulai dirasakan oleh semua rombongan.
Perjalan sudah hampir selesai kami sudah mulai memasuki kawasan Waduk Saguling sebagai salah satu PLTA di Bandung. Aroma yang tak sedap mulai tercium oleh semua rombongan, maklum semua pembuangan ataw limbah se-Kota Bandung mengalir dan bersatu menjadi satu aliran di Sungai Citarum.
Suara deras air sudah mulai terdengar, bau yang semakin menusuk hidung menandakan pemberangkatan kami dari Bnadung  akan segera tiba di tempat tujuan kami, yakni sebuah rumah yang sudah biasa  untuk para Anggota HImapa tinggal sementara dalam rangka pelaksanaan kegiatan Rafting, termasuk di rumah itu juga semua rombongan akan makan, tidur istirahat dan mempersiapkan semua hal untuk besok-nya hari Minggu sebagai hari dimana kegiatan Rafting akan dilaksanakan.
Seperti yang sudah di jelaskan d atas, setibanya kami di sana kami langsung disambut oleh yang empunya rumah  layak seorang keluarga, sangat terasa sekali rasa kekeluargaan diantara para anggota rumah itu kepada kami para Anggota HIMAPA dan AMH.
Setelah berkumpul semua, setelah semuanya telah melaksanakan shalat, serta setelah beristirahat sejenak, kami berkumpul kembali umtuk rasa syukur kami karena berkat rahmat Tuhan ( ALLAH SWT ) kami telah tiba di tempat tujuan dengan selamat tanpa halangan yang  berarti. Setelah itu kami melakukan makan bersama serta briving untuk hari esok serta evaluasi untuk kegiatan pemberangkatan kami yang munngkin kedepannya semoga akan jauh lebih baik.
Minggu, (4/11/2012) 04.30 WIB, kami semua sudah mulai bangun untuk melaksanakan persiapan untuk Shalat Subuh serta Jasmani ( Olahraga ). 06.00 WIB, kami semua para AMH dibimbing oleh Para Kakak kami Anggota HIMAPA untuk melakukan olahraga atau yang sering kami mengucapkannya kegiatan Jasmani. Kami kira sebagai para AMH yang baru melaksanakan kegiatan ini, kami hanya akan melakukan jasmani sekedar olahraga, namun di luar dugaan kami, kami di ajak ke suatu kawasan bersejarah, yakni SangHyang Tikoro. Selain kami bisa olahraga tepat di atas tempat ini kami juga bisa melihat dan memasuki tempat sekitar Sanghyang Tikoro. Tikoro, dalam bahas sunda artinya tenggorokan, dimana tempat ini  memiliki mata air serta aliran arusnya seperti membentuk tenggorokan. Bahkan para ilmuan menyatakan bahwa salah satu mata air Danau Purba adalah Sungai SangHyang Tikoro.
08.00 WIB, kami sudah mulai kembali ke rumah, seperti biasa hari sudah mulai siang jadi saat nya kami makan bersama. Tepat pukul 09.00. kegiatan sudah mulai di lakasanakan, step by step. Diawali dengan arahana penggunaan alat-alat Rafting dalam masa pemantapan setelah seminggu yang lalu kami di kasih penjelasan secara teoritis.  Yang pertama terbayang dalam benak, ketika tidur suara Air sungai, gemuruhnya sangat terasa oleh kami, maklum rumah yang kami tempati tepat di sebelah aliran Sungai Citarum, apalagi kami harus mendekat dengan arus tersebut bahkan masuk serta berkegiatan di dalam alirannya, tapi inilah jalan yang telah kami pilih, bulatkan tekad HIMAPA, HIMAPA, HIMAPA. Kami prcaya kepada semua keluarga kami, semua anggota HIMAPA. 
Kang Tomi mulai menunjukan apa yang telah dia jelaskan tentang rafting, termasuk karakteristik Sungai,  dan yang pertama harus kami lakukan adalah HANYUT, dimana semua orang menghindari yang namanya hanyut  apalagi dalam sebuah arus yang jika saatnya tiba jembatan bahkan rumah bisa ia hanyutkan yakni Arus aliran Sungai Citarum, yang bisa kami lakukan adalah melaksanakan semua petunjuk keselamatan dan percaya kakak – kakak kami mampu menyelamtkan kami sesuai prosedur, dan satu lagi yang sangat penting adalah memperhatikan alat-alat keselamatan kami, kencangkan pelampung, dan kencangkan helm. Rasakan saat instruktur menarik lengan kami, merasakan air tenang nan dangkal dan mulai beranjak masuk ke kedalaman sungai dengan arus yang siap membawamu HANYUT..
Pertama kali merasakan badan ini hanya bisa melaju mengikuti air, masuk kedalam arus seakan dia siap melahap kita dan memuntahkan kita seenaknya, dan rasakan dasar sungai yang sangat dalam dan hampa atawa justru menabrak bebatuan yang  samar, tak terlihat namun sakit kita rasakan jika arus menabrak batuan itu tanpa sadar, yang harus kami lakukan adalah menjaga posisi kami agar hanyut dengan resiko tenggelam dan terbawa arus yang lebih besar besar  itu kecil hingga bantua datang,ini disebut Renang Passive, ataw sebaliknya kami mencoba  berenang sendiri ataw dengan kata lain kami harus mampu menyelamatkan diri kami tanpa bantuan orang lain, disebur Renang Agresif.
Namun setelah yang pertama dilalui, baru terasa bahwa ini sangat menegangkan sekaligus menyenangkan. Tahu kah kalian bahwa Rafting adalah olahraga terekstrim ke-dua di dunia. Selanjutnya kami di ajak untuk merasakan bagaimana Rafting itu, dan seperti yang sudah para kakak –kakak kmai jelaskan bahwa sangat butuh stamina serta kekompakan antar kelompok, Awalnya sangat sulit menyatukan irama  dayung  hingga disebut mendayung kompak, denga berbagai kepala, pemikiran, persepsi, dan ego dan harus mendengarkan hanya satu komando dari seorang SKIPER. Namun semua itu hanya bisa terjadi dengan satu kata yakni KOMPAK. Karena adalam Rafting Kekompakan sangat menentukan mau di  bawa kemana awak serta perahu ini melaju, hingga pada akhirnya Rafting tak ada satupun yang bisa bilang tidak menyenangkan, Rafting is  very Interesting  Guys.

Sesi terahir yakni bagaimana kami bisa menolong diri kami  sendiri  hingga kami harus menolong rekan- rekan kita, ups kalo di HIMAPA  di sebutnya keluarga. Bagi kami ini adalah sesi yang paling paling sangat sulit, selain kami harus bertanggung jawab untuk menyelamatkan diri kami, kami juga harus menyelamatkan perahu, ketika perahu terbalik kita sendiri harus mampu membalikannya kembali ke keadaan semua serta harus menyelamtkan seluruh keluarga kita. Sangan menantang sekali.
16.30 WIB, acara resmi selesai kami harus secepatnya mandi, Shlat serta mempersiapkan kepulangan kembali ke Bandung serta tak lupa makan bareng, laperrrrrrrrrrrrrr. Baru pukul 17.00 WIB lebih, kami sudah siap pulang dan berkumpul untuk briving kepulangan, serta tak lupa untuk berterimakasih kepada  TUHAN untuk kelancaran acara Rafting kali ini serta semoga kepulangan kami juga di beri keberkahan.
18.00 WIB, kami mulai berpamitan denga pengurus rumah dan kembali melakukan perjalanan ke Bandung, kami sepakat untuk berkumpul di Sekre HIMAPA kami yang tercinta terlebih dahulu sebelum kembali ke rumah masing-masing. 20.30 WIB, kami sudah berkumpul kembali di Sekre, kami mulai merindukan kembali Suasana Citarum, hanya satu malam satu hari kami di sana, namun disana pula banyak cerita kami yang sangat berkesan, sedih, senang, lelah, canda,  tawa, keluh, kesah, bahkan marah, yang pasti semua yang terjadi mmembuat kita semakin merasa satu keluarga.
Sesampainya di Sekre kami bersepakat untuk kerja bakti membersihkan peralatan, sangat terasa sekali waktu begitu cepat berlalu. Rasanya baru mala ini, malam yang seperti ini, gelap dan sunyi seperti ini yang kami rasakan  ketika baru sampai di Citarum, namun sekarang kami sudah ada di tempat lain tempat yang sangat jauh dengan Citarum, kami rindu , kapan kita kembali lagi… So WHY NOT…….. RAFTING AGAIN,,??????

Berikut beberapa dokumentasi kegiatan :










 Yang jelas kami satu keluarga besar HIMAPA. 
Hanya Satu
HIMAPA, HIMAPA,HIMAPA.



RAFTING HIMAPA