Follow us on:

The Greatest 3078 mdpl Moment...

Kali ini kita akan bercerita tentang gunung Ciremai. Gunung Ciremei adalah gunung tertinggi di Jawa Barat (3.078 Mdpl), dapat terlihat dengan jelas oleh para penumpang kereta api atau kendaraan umum lainnya sepanjang jalur pantura sekitar Cirebon. Untuk menuju puncak Ciremei terdapat 3 jalur yang dapat ditempuh yakni jalur Apuy, jalur Palutungan, dan jalur Linggarjati. Jalur Linggarjati merupakan yang paling terjal dan terberat, namun jalur ini merupakan yang paling sering dilalui pendaki.



Gunung Ceremai memiliki keistimewaan tersendiri bila dibandingkan dengan gunung-gunung lain di pulau Jawa. Gunung ini terletak berjauhan dari gunung tinggi lainnya dan sisinya adalah Laut Jawa. Kita bisa melihat G. Slamet yang berada di Jawa Tengah dari puncak Ciremai.

Berikut ini ada sharing cerita dari rekan kita Bono tentang perjalanannya bersama Jimbe dan Arvid.

Ciremai bulan2 ini lagi bagus cuacanya, kemarin tanggal 1 September 2012 saya baru turun dari sana. Kalau naik lebih baik lewat palutungan saja walaupun jarak tempuhnya lebih jauh, tetapi medannya banyak yang landai.

Saya melakukan pendakian via jalur Apuy dan turun via jalur Palutungan. Sebenarnya ini acara pendakian sifatnya ngedadak banget, soalnya rencana awal, kita anak2 HIMAPA pada mau maen ke Citatah buat manjat sekaligus silaturahmi sama sodara kita alias ibu Dede. tapi berhubung Dede katanya lagi ke Garut, yaudah, rencana ke Citatah pun batal, dan saya iseng ngajak si Jimbe ke Ciremai, eh taunya si Jimbe antusias, yaudah deh kita langsung packing aja hari itu juga. sambil ngajak si Arvid, yang sama2 ingin ikut naek ke Ciremai.

Day-1 hari Kamis tanggal 30 Agustus.
Kita pun berangkat sambil dilepas oleh sodara kita Reny dan Kang Tomy, perjalanan menuju Ciremai pun dimulai, kita menggunakan Bis dari Cicaheum sampai Kadipaten dengan tarif 25rb dilanjut naek Elp umum menuju Maja dengan ongkos 7rb/orang. samapi di Maja kita Belanja makanan sambil mengisi perut yang sudah miskol dari pagi. Perjalanan dilanjutkan penggunakan mobil angkutan sayur menuju pos pendakian Apuy. Nah disini kita bertemu kang Ryan, salah satu penjaga pos pendakian disana. sambil ngobrol2, kang Ryan pun menawarkan angkutan menuju Pos 1 dengan tarif 50rb, kita berdiskusi, dan akhirnya kita pun menerima tawaran tersebut.
Sebelum kita mendaki, kita diperingatkan sama kang Ryan mengenai pantangan2 yang harus dipatuhi selama mendaki Ciremai, kita nggak boleh ngomong kata "Asin, Kantong, dan Lauk" dan juga kita dilarang kencing sembarang. ya sebenernya sulit juga sih, tapi mau gimana lagi, keinginan kita udah bulat untuk mencapai puncak Ciremai. Sesampainya kita di Pos 1, disana ada Saung kecil dan kucuran air, kita mengisi penuh tangki kompan kita + botol "Aqua 1 Liter", setelah itu kita bergegas melanjutkan pendakian.
Tidak terasa, waktu sudah menjelang Maghrib, kita pun bersiap untuk mendirikan Camp, dan kebetulan sekali, tepat sebelum jalur utama pendakian Apuy, disana terletak saung kecil yang hampir mirip dengan saung yang ada di Pos 1.
Kita pun ga mikir panjang dan langsung ngeCamp disitu. acara selanjutnya ya pasti, kalo udah nge Camp, ya kita harus masak untuk ngisi perut yang udah mulai kosong. Saya yang bertanggung jawab sebagai DanPur, langsung mulai masak, menu kita hari itu adal sayur sop saayana ala chef mamank.bono, dan nuget goreng bersama. Beres dan kita bertiga pun langsung makan dilanjutkan evaluasi perjalanan serta briefing untuk perjalan esok. Setelah itu, berhubung suhu yang udah mulai dingin, kita pun bergegas bobo .

Day-2 Tanggal 31 Agustus 2012 hari Jumat.
Awalnya kita makan berat dengan menu utama nuget dan sosis, lalu pemanasan sebelum mendaki sejenak.Udah beres semuanya, kita pun melanjutkan pendakian yang diawali dengan berdoa. ditengah perjalanan via jalur apuy, kita bertemu dengan tukang moro yang membawa anjing2 jinak tapi menakutkan juga sih, kita terus melanjutkan perjalanan sampai di Pos 4, kurang lebih pukul 10.30, kita baru bertemu dengan sesama rekan pendaki. mereka adalah kang Lepi dan temannya satu lagi saya lupa namanya. mereka pendaki dari Cikijing yang melakukan pendakian dari hari Rabu. Sambil istirahat, kita ngobrol dan sharing2 mengenai Ciremai.
1 jam beristirahat, kita mulai mendaki lagi, jalur apuy yang memang dekat, tapi memiliki karakteristik yang terjal membuat kita hanya mampu berjalan pelan2 sambil kecapean, banyak pohon tumbang akibat umur yang sudah semakin tua menghalangi jalur, sehingga harus dilalui dengan menaikinya. sampai di Pos 5 jam 12an, kita istirahat lagi sambil ngemil, melihat keterangan di papan yang sudah mecapai ketinggian kurang lebih 2800mdpl, dan puncak Ciremai yang sudah terlihat, kita sangat semangat, jam 12.30 pun kita melanjutkan pendakian. tanpa disangka, jalur apuy memang dekat, tapi medannya sangat terjal, dengan karakterisitik jalur yang berbatu, kita memakan waktu 2 jam unutk mencapai Pos 6 Goa Walet. Tim sudah sangat lelah, tapi puncak hanya tiggal 30 menit lagi, tak ragu kita mun melakukan summit attack jam 3 sore.
Maha Besar Allah akan ciptaannya, kita pun sampai di bibir kawah Ciremai dan melihat sekeliling gunung yang hanya ada awan dan garis Atmosfir diatas bumi ini . begitu indahnya Kebesaran Allah . sesampainya di puncak yang ditandai nisan triangulasi dan bendera Merah-Putih, kita berfoto narsis untuk bukti dan dan dokumentasi. berjalan menuju puncak lainnya, kita sempat bertemu beberapa pendaki, yang salah satunya adalah kang Adi berserta rombongannya dari Kuningan yang mendaki dengan tujuan membentang kain batik terpanjang di puncak Ciremai.
Waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba, yaitu saat SunSet tiba, kita berada di puncak merupakan kebanggaan tersendiri bagi saya melihat terbenamnya Matahari di ufuk barat. Sekali lagi saya merasakan Keagungan Allah dengan melihat begitu indahnya Matahari terbenam.
Kurang lebih jam 6an kita pun kembali ngeCamp sedikit kebawah dari puncak dan lebih keatas jika dari Goa Walet. kita membangun tenda dome dan mulai memasak untuk santap malam . Menu yang saya buat kali ini adalah nuget dan tumis kornet sabisa-bisa. Ya namanya juga Mapala, apapun makanannya, minumnya ya aer gunung, kita pun makan sampai habis, dilanjutkan evaluasi briefing dan mulai mengistirahatkan badan.
Day-3 hari Sabtu tanggal 1 September.

"Hudang euy, hudang,, urang ningali SunSet yeuuh.." terdengar suara dari luar tenda sekitar jm 5.30 . kita yang memang berniat ingin mengabadikan moment tersebut pun kembali menuju puncak tepat jam 6 pagi dengan memakai PDH HIMAPA lengkap. disana sudah ada kelompok Mapala yang berfoto-foto. sama halnya mereka, kita pun berfoto-foto sambil membentang bendera HIMAPA.
Tak lama kita pun menghampiri kelompok Mapala tersebut, dan mereka ternyata berasal dari Garut, tepatnya kampus UNIGA. mereka adalah PA dari MAPALIKOM dan GERHANA dari UNIGA. Sodara Jebrag lah nama salah satu PA tersebut, kita ngobrol di bibir kawah Ciremai. Setelah kurang lebih 1 jam, kita pun kembali ke tempat camp untuk mulai memasak santap pagi sebelum melanjutkan perjalanan turun. menu kali ini adalah Tumis sayur gabungan + nuget dan baso goreng. Habis makan kita langsung packing dan memulai turun via jalur Palutungan. di Goa Walet, kita bertemu sodara kita dari garut dan bergegas pamitan.
lanjut jalan kebawah, puncak pun semakin tidak terlihat. sesekali kita beristirahat sampai di Pos 4 Arban jalur Palutungan, kita beristirahat dan bertemu tim pendaki gabungan dari Jambi, Jakarta, dan Cirebon.
1 jam pun tak terasa kita lewatkan dengan ngobrol2 bersama tim pendaki lain. Melanjutkan perjalanan pada jam 1, kita ngebut untuk samapi kebawah dan beberapa kali bertemu tim pendaki. Saya pikir ini hari Sabtu, memang banyak yang mendaki pastinya. Sampai di Pos 1 Cigowong, lagi2 kita bertemu Tim Garut, ya kita pun isitirahat lagi sambil ngemil. Disini juga kita bertemu Tim dari Depok .
Mengejar waktu, kita lanjut berjalan turun dan sempat kagum ketika melewati sungai kering yang dinamai Kalimati. mendekati akhir perjalanan turun, kita mendegar suara kayu kering terbakar, tapi kita tidak tahu suara apa itu, dan terus berjalan turun.
Sampai di Pos Pendakian jalur Palutungan, kita baru tau bahwa suara tadi adalah suara kebakaran Hutan di kaki Ciremai. sambil menunggu angkot desa, kita isitirahat bentar di pos. Kalau jodoh emang ga kemana, kita lagi2 bertemu Tim Garut. sambil ngobrol, kita pun makan di sebuah warung.
Angkot desa pun ga dateng2, dan kami ditawari sama Tim Garut buat nebeng sampai ke Cirebon. ya kita pun ga nolak rejeki dan ikut mereka yang dibawa samapa Mapala Gunati dari kampus UNSWAGATI Cirebon. sampai di sekre GUNATI kita isitirahat dan tak lama setakah itu, sekitar jam 9an, kita pun pulang ke Bandung pake Elp, tarifnya sekitar 35rb. ZzZzZz sambil tidur diperjalan ga krasa kita udah di terminal Cicaheum dan naek angkot sampai ke kampus USB YPKP.

Galery ...