PANJAT TEBING
Posted By
Unknown
| at 10:49 PM
2
comments
Labels :
PANJAT
TEBING
Pada
awalnya panjat tebing adalah bagian dari mendaki gunung yang terdiri dari
hiking, Hill Walking, Scrambling, Rock Climbing, dan Rock Ice Climbing. Pada
prinsipnya panjat tebing adalah menaiki, memanjat, mendaki sebuah batuan atau tebing menggunakan
seluruh anggota tubuh dan memanfaatkan cacat batuan berupa celah, tonjolan,
rekahan menggunakan tertentu baik
dibantu/tidak dibantu dengan peralatan khusus untuk menggapai ketinggian.
Secara umum keberhasilan pemanjatan tebing harus
didukung oleh 3 faktor utama, yaitu :
1. Teknik
Pemanjatan(Climbing Technique)
Ø
Three point
contact(3 titik kontak)
Mempertahankan posisi di tebing dengan 2 tangan 1 kaki
atau 1 tangan 2 kaki, dengan cara ini kamu dapat meminimalkan tenaga.
Ø
Usahakan tangan
selalu lurus.
Saat meraih pegangan setinggi apapun segera jatuhkan
badan dengan menekuk kedua lutut dan meluruskan tangan, jika siku terus-terusan
dibengkokkan maka dijamin tenaga ditangan akan cepat terkuras. Dengan tangan
lurus sebagian beban tubuh di topang oleh otot bahu dan dada jadi lebih sedikit
ringan.
Ø
Memanjat dengan
kaki dan bukan tangan.
Kaki kita pasti memiliki tenaga lebih kuat dari tangan,
perbanyak mendorong vertikal dengan kaki bukan menarik dengan tangan.
2. Kekuatan
Fisik(Energetic/Power)
Dapat dibantu
dengan latihan yang fisik lain conoh : pemanasan,
lari, pull up, sit up, push up dan
banyak lainnya.
3. Dukungan
Emosi(Physycologist Support)
Konsentrasi harus benar-benar dilakukan dalam kegiatan
pemanjatan, terutama untuk seorang leader dan belayer. Perlu di perhatikan juga
hal-hal yang mengganggu konsentrasi seperti, menggampangkan, lapar dan
lain-lain.
PERALATAN
PEMANJATAN
Peralatan
panjat tebing sekarang ini berkembang dengan cepat. Banyak sekali macam
peralatan dengan berbagai pemasangannya
yang mampu menjamin keselamatan seorang pemanjat. Standarisasi peralatan panjat
tebing dikeluarkan oleh UIAA (Union Internationale de alpinis Ascociation).
Namun demikian keselamatan seorang pemanjat tidak hanya di jamin dari peralatan
yang modern/canggih terbaru tetapi harus didukung dengan berbagai hal antara lain :
a)
Prosedur
pemasangan peralatan yang benar.
b)
Prosedur
pemanjatan yang benar.
c)
Tekhnik
pemanjatan yang benar.
d)
Kedisiplinan
pribadi.
Berdasarkan
peralatan yang di gunakan, panjat tebing di bagi menjadi 2 (dua) macam yaitu :
1.
Free climbing
Pemanjatan tebing dengan menggunakan dan memanfaatkan
peralatan sepenuhmya hanya sebagai pengaman pemanjatan bukan untuk membantu
menambah ketinggian.
2.
Atificial
Climbing
Pemanjatan tebing dengan menggunakan dan memanfaatkan
peralatan sepenuhnya dipergunakan sebagai pengaman dan untuk menambah
ketinggian si pemanjat.
Macam-macam Peralatan
yang di gunakan dalam kegiatan panjat tebing.
·
Tali Kernmantel
Ukuran tali yang digunakan bermacam-macam mulai dari 9
mm – 11 mm yang terdiri dari dua macam,
tali Dinamis dan tali Statis.
·
Hardness
·
Sepatu Panjat
·
Belay Devices
·
Webbing
·
Sling, Runner.
·
Ascendeur
·
Descendeur
·
Prusik
·
Cowstail
·
Hammer(Palu)
·
Hand driil
·
Chalkbag dan
bubuk magnesium
·
Helm Pengaman
·
Etrier/Stirrup/Tangga
·
Chock
·
Sky Hook
·
Peralatan
pengamanan
Peralatan yang di pasang oleh pemanjatan dalam suatu
jalur pemanjatan untuk mengamankan pemanjat apabila terjatuh. Terdapat dua
jenis pengaman antara lain :
§
Pengaman dari
alam(Natural Anchor)
Pengaman yang dibuat memanfaatkan cacat batuan dan sumber
daya alam seperti akar, lubang tembus, tonjolan batu, jejalan batu pada
celah(chock stone).
§
Pengaman buatan(Artificial
Anchor)
Menggunakan bantuan peralatan lain baik dengan cara
menjejalkan, memaku pada celah batuan atau mengebor. Pemanjat harus yakin
terhadap pengaman yang dipasang dengan terlebih dahulu mencoba membebaninya.
Macam-macam peralatan yang bisa di gunakan untuk
membuat pengaman buatan :
ü
Piton/Pasak
ü
Friend /Nuts
ü
Bolt dan Hanger
SIMPUL/KNOTS
Pengetahuan tentang simpul sangat berguna untuk suatu
kegiatan pemanjatan. Beberapa simpul yang harus di kuasai :
·
Simpul Delapan
·
Simpul Pita
·
Simpul Pangkal
·
Simpul Italia
·
Simpul Bowline
·
Simpul Nelayan
·
Simpul Prusik
LEADING
& BELAYING
Memanjat tebing merupakan kegiatan yang
mengandung unsur Team Work yang sangat dominan, dimana harus dilakukan oleh
paling sedikit dua orang. Orang yang pertama merintis jalur atau memanjat
sering disebut First Man atau Leader atau Pemanjat Pertama. Seorang Leader
bertugas menentukan jalur yang akan dilewati dan memasang pengaman sekuat
mungkin dan mengatur jarak antar pengaman pada jalur.
Faktor jatuhan (Fall Factor) adalah
hitungan matematis untuk jarak jatuhan pemanjat dibandingkan dengan jarak
pengaman yang terpasang. Pemasangan pengaman yang satu dengan yang berikutnya
dengan jarak yang tidak terlalu panjang merupakan hal yang paling tepat
dilakukan untuk menghindari resiko jatuh yang terlalu tinggi. Biasanya pengaman
dipasang dengan jarak antara 2-4 meter. Alur pemasangannya pun sebaiknya jangan
berbentuk zig-zag atau berbelok-belok, tetapi kalau memungkinkan lurus
seandainya letaknya tidak lurus maka pengaman jalan dapat diperpanjang agar
jatuhnya tali bisa lurus.
Sedangkan orang kedua yang bertugas menahan
atau meredam lajunya tali apabila pemanjat pertama/leader jatuh disebut Belayer
atau Penambat. Seorang Belayer haruslah juga seorang yang mengerti dan paham
dengan panjat tebing (sebaiknya juga seorang panjat tebing) karena dialah yang
mengerti posisi krisis Pemanjat/Leader. Pemanjat dan Belayer adalah partner
yang saling berhubungan langsung. Biasanya mereka menggunakan Belay Command
(isyarat Komando), seperti :
Leader
: “Belay On.....!”(belayer siap?)
Belayer : “On Belay....!” (belayer sudah
siap!)
Leader : “Pull..!”
Belayer : tanpa menjawab belayer
mengencangkan tali pengaman
Leader : “Slack...!”
Belayer : tanpa menjawab belayer
mengendorkan tali pengaman
Leader : “rock...!”
Belayer : tanpa menjawab menghindari benda
yang jatuh
Leader : “Off Belay...!”
Belayer :”Belay Off...!”
Bahasa isyarat ini memang tidak mutlak
digunakan, tergantung pada kesepakatan antara pemanjat dengan belayer dan
kondisi medan yang dihadapi.
Setelah Leader sampai suatu ketinggian
tertentu dan memutuskan bahwa ketinggian tersebut sebagai puncak atau tempat
sementara sebelum melanjutkan pemanjatan berikutnya yang sering disebut Pitch, Leader akan memasang set
pengaman dan kemudian akan mengamankan pemanjat berikutnya (Second Man) yang
akan naik. Pemanjat kedua tersebut bertugas membersihkan pengaman yang
terpasang di jalur pemanjat yang dilalui Leader, oleh karena itu sering disebut
juga sebagai “Cleaner”. Setelah second Man sampai di pitch dan mengambil waktu
untuk beristrahat. Kedua pemanjat bisa meneruskan pemanjatan.
Dalam panjat tebing istilah belay sering
digunakan untuk menjelaskan penggantian kata pengaman pemanjat. Sedangkan titik
untuk melakukan belay sering disebut belay
station. Orang yang melakukan belay disebut Belayer. Teknik untuk melakukan belai antara lain :
·
Belay Tubuh
Dalam teknik ini
digunakan tubuh sebagai media untuk mengamankan tali pemanjatan, biasanya
digunakan bagian pinggang untuk menahan laju tali. Sebagai pengerem laju tali
digunakan tangan kanan dan tangan kiri digunakan untuk mengulur/mengarahkan
tali. Banyak kekurangan bila menggunakan teknik ini, antara lain adalah
pemanjat yang mem-belay rekannya akan mengalami kesulitan waktu mengunci tali
jika dibutuhkan pada saat menahan rekannya yang jatuh. Selain itu juga membuat
pinggang sakit karena terkena hentakan keras dari pemanjat yang terjatuh dan
kemungkinan tali terlepas (lost) itu besar dan ini sangat berbahaya.
·
Belay Alat
Mengamankan tali pemanjat dengan
menggunakan media alat, menggunakan alat khusus seperti figure of eight
dan stitch plate. Belay dengan
menggunakan alat akan lebih aman dibandingkan dengan belay tubuh. Pola gerak
tangan yang dipakai hampir sama dengan menggunakan belay tubuh, hanya saja
disini beban keseluruhan akan ditanggung oleh alat, jadi fungsi tangan hanya
mengatur tali dan sedikit melakukan pengereman.
Ada tiga bentuk cara melakukan belay menurut belay
station, antara lain :
·
Ground Belay
Disini posisi belayer berada di dasar
tebing, sehingga gerakan untuk melakukan belaying si pemanjat sangat mudah dan
santai.
·
Hanging Belay
Belayer dengan melakukan cara ini biasanya
digunakan dalam melakukan pemanjatan multi pitch pada tebing-tebing tinggi (big
wall). Posisi belay dalam melakukan belaying adalah bergantung pada tiga atau
lebih titik penambatan (anchor) yang biasanya dibuat oleh alat pengaman.
·
Top Ropping
Cara ini biasanya digunakan pada saat
latihan di tebing-tebing yang pendek untuk mencoba jalur pemanjat atau
mengamankan pemanjat pemula. Dalam cara ini menggunakan titik penambat yang
sudah terpasang diatas jalur dengan tali yang sudah terpasang untuk menahan
beban jatuh pemanjat. Titik penambatan bisa berupa alat yang sudah terpasang
atau pengaman alamiah, sedangkan posisi belayer berada di dasar (ground).
ASCENDING
Asccending adalah menaiki suatu tebing dengan menggunakan tali
sebagai lintasannya. Ini bisa dilakukan dengan berbagai cara yang tentunya akan
berpengaruh dengan alat yang digunakan. Disebut Jummaring karena naik
menggunakan peralatan Jummar atau Clog. Disebut Prusikking karena naik
menggunakan bantuan Prusik yang dililitkan pada tali dengan simpul prusik.
RAPPELING
Apabila pemanjatan telah mencapai
puncak/ketinggian tertentu untuk kembali ke permukaan tanah haruslah turun
menggunakan cara Rapelling. Reppeling adalah menuruni suatu tebing dengan menggunakan tali
sebagai lintasannya dan khususnya dengan peralatan Figure of Eight. Dari jumlah
tali yang masuk ke belay device bisa dibagi dalam dua type rapelling yaitu Single Rope (hanya satu tali yang masuk
ke Figure of Eight) dan Double Rope (Dua
lintasan tali masuk dalam Figure of Eight).
Sedangkan ditinjau dari panjang lintasan
yang harus dilalui terdapat dua type yaitu Single
Pitch Repple (ketinggian medan bisa dilalui dengan 1x reppeling) dan Multi Pitch Repple (ketinggian medan lebih panjang dari 1 tali
jadi harus melewati pitch/ketinggian tertentu terlebih dahulu sebelum sampai
kembali di tanah).
Persiapan
Turun Tebing
Sebelum melakukan turun tebing maka factor
pertama yang harus di teliti adalah penempatan titik penambat untuk turun.
Dalam membuat titik penambat sebaiknya menggunakan beberapa titik pengaman dan
semuanya terkait dalam satu ikatan sling atau lebih yang tergabung menjadi
satu.
Kemudian bagi tali menjadi dua bagian yang
sama panjang apabila tali yang digunakan hanya satu roll, dan apabila dua roll
maka tali harus disambung terlebih dahulu barulah tali dimasukkan kedalam sling
tersebut. Setelah dimasukkan kedalam sling maka ujung tali yang tidak tersimpul
buatlah sumpul tunnggal untuk mengamankan akhir tali.
Buanglah tali kebawah dengan ujung tali
yang tersimpul tunggal terlebih dahulu diselipkan karabiner untuk pengaman
cadangan, kemudian pasang alat turun pada tali dan ikatan ke hardness dan untuk
mencegah terjadinya tali meluncur dengan cepat bisa menggunakan simpul prusik
untuk pengereman. Jika suatu saat mengalami hambatan pada saat turun maka dapat
digunakan simpul prusik untuk meneliti kembali ke atas dengan demikian factor
keselamatanpun dapat terjaga.
Ketika rappelling sudah selesai maka tali
bisa ditarik kebawah dan pengaman akan jatuh dengan sendirinya. Bila pemanjat
melakukan pemanjatan multi pitch, untuk tahap selanjutnya bisa mengulang-ulang
kembali cara diatas hingga pemanjat tiba di bawah dengan selamat.
TEKNIK
PEMANJATAN
Dalam panjat tebing sendiri ada beberapa teknik
pemanjatan yang dikenal yaitu :
·
Free Climbing
Teknik memanjat yang hanya menggunkan keterampilan
tangan dan kaki, sedangkan tali dan peralatan hanya digunakan untuk mengamankan
diri pemanjat itu sendiri bila jatuh, dan tidak digunakan untuk menambah
ketinggian.
·
Artificial
Climbing (Aid Climbing)
·
Bouldering
Adalah seni memanjat pada tebing pendek yang umumnya
untuk melatih kemampuan memanjat, biasanya sangat baik untuk sarana latihan
bagi pemula.
·
Soloing
Teknik pemanjatan yang hanya mengandalkan keterampilan
kaki dan tangan tanpa menggunakan alat keselamatan pada umumnya, untuk teknik
ini mempunyai resiko yang sangat tinggi yang mengakibatkan kematian.
PEMANJATAN
TEBING BESAR.
Merupakan pemanjatan pada tebing besar yang
membutuhkan waktu berhari-hari, peralatan yang cukup banyak, dan memerlukan
pengaturan tentang jadwal pemanjatan, makanan dan minum, perlengkapan tidur dan
lain-lain.
Dalam pemanjatan BigWall(tebing besar) ada
dua sistem yang dipakai yaitu :
ü
Himalayan System / Himalayan Tactic
Sistem pemanjatan dengan rute yang
panjang sehingga untuk mencapai (sasaran)
puncak diperlukan waktu yang lama. Pemanjatan big wall yang dilakukan
sampai sore atau sesuai ROP, setelah itu pemanjat turun ke base camp untuk
istirahat dan pemanjatan dilanjutkan keesokan harinya.sebagian peralatan masih
menempel di tebing untuk memudahkn pemanjatan selanjutnya. Pandakian ini biasanya terdiri atas beberapa kelompok
dan tempat-tempat peristirahatan. Sehingga dengan berhasilnya salah satu orang
dari seluruh tim, berarti pemanjatan ini sudah berhasil untuk seluruh tim.
ü
Alpine system / Alpine Push
Dalam Alpine push, pemanjat selalu berada
ditebing hingga pemanjatan selesai yang mungkin menghabiskan waktu
berhari-hari. Maka semua peralatan dan perlengkapan serta kebutuhan untuk
pemanjatan di bawa keatas. Pemanjat tidak perlu turun sebelum pemanjatan
berakhir. Pemanjatan baru dianggap berhasil apabila semua pendaki telah
mencapai puncak.
2 comments:
- PERMADANI on December 6, 2012 at 10:11 PM said...
-
mau tanya kak, kalau caranya Hanging Belay gimana ya.??
terima kasih - DPH HIMAPA on February 26, 2013 at 9:11 PM said...
-
Siap kaka, nanti kita posting mengenai teknik hanging belay ...
terima kasih .
Subscribe to:
Post Comments (Atom)